JIHAN - SINETRON INDONESIA
JIHAN: SINOPSIS
Sinetron Jihan mendapat rating tertinggi di bulan Ramadhan ( Hasil Survei AGB Nielsen Minggu Pertama September dengan share 22% ) membuat sinema Jihan digemari pemirsa yang tak mengikuti shalat Tarawih di Masjid. Apa yang membuat sinetron ini digemari??? Mengingat tahun-tahun sebelumnya, Indosiar jarang mendapat rating tertinggi untuk sinetron. Rating sinetron selalu dirajai RCTI dan SCTV. Malah rating tinggi JIHAN ini membuat SUCI yang tadinya mau bertahan lama, akhirnya harus mengakhiri masa tayang karena pemirsa sudah mulai bosan dan sekarang diganti dengan sinetron Karissa yang diharapkan juga sukses dengan share lebih 22% pemirsa. Di jam yang sama, sinetron-sinetron yang sudah punya nama seperti Cerita SMA, Khanza, dan Chelsea. Selain itu, pemain-pemain baru dan berkarakter yang lebih fresh. Padahal, sebenarnya sama dengan sinetron lain yang penuh intrik, kekerasan, nangis-nangis, marah-marah, tema gadis yang lugu, menderita di awal cerita dan akan mendapat kebahagiaan menjelang episode pamungkas. Yang membedakan pengambilan pemandangan alam dan lokasi yang bagus juga cerita yang sesuai dengan pemirsa Indosiar. Nah, ini lho sinetron Indosiar. Feel-nya dapet banget!!! Jadi buat Gentabuana tetap bina hubungan baik dengan Indosiar. Ok. Gak usah ganti nama dengan yang lain untuk ganti image. Gentabuana udah OK koq namanya. Malah kemaren bikin perusahaan baru ya PT. PIRAMID CITRA PERKASA malah gak sukses karena ya belum terkenal. Lagi, sinetron JIHAN ini melambungkan nama Imel Putri Cahyati dan Ditmar Hadi. Kini, artis Gentabuana Paramita tak lagi dipandang sebelah mata. Aktingnya pun OK. Udah saatnya, masuk ke panggung infotainment untuk lebih exist.
PEMAIN
Ferry Ixel turut meramaikan sinetron JIHAN berlakon sebagai Damar, seorang duda yang menganggap Jihan sebagai sosok Shinta, istrinya yang telah tiada.
Choky Andriano as Mr. Wijaya
Revi Mariska as Ningsih
Nestiana as Lucy
Yati Octavia as Ratna
Pangky Suwito
Aris Yulianto
Shella Estika
Alenta S. Hombing as Aurel
Annisa as Marni
Ben Prihartono as Ian
Catherine Pamella as Cathy
Rheiner Grandie Manoppo as Don
Chairil J.M as Pak Umar
Denia as Bu Neneng
Diaz Erlangga as dr. Nirwan, papa Ian
Al Indra as Tony, papa kandung Ferdy
Mila Karmelia as Mama Arum
Susana Meilia Lilis Sugandha as Mona
Alex Sukamto
Mega Aulia
Penty Nur Afiani as Arum
Afdhal
Errina G.D as Cindy
Teddy Uncle as Papa Cindy
Febriyanti as Mama Damar
Ferry Ixel as Damar
Arief Rahman as Adrie
Ditmar Hadi as Ferdy
Imel Putri Cahyati as Jihan
JIHAN EPISODE 1 -30
JIHAN EPISODE 31 - 64
JIHAN EPISODE 65
Cindy gagal memberitahu Damar mengenai ayah bayinya karena Ferdy keburu datang. Damar langsung berfirasat bahwa Ferdy adalah ayah bayi Cindy. Namun untuk memastikannya, ia tidak berani. Damar masih berkeinginan menikah dengan Jihan. Cindy kecewa karena Ferdy menemuinya setelah menemui Jihan, merasa dirinya tidak berharga sama sekali dimata Ferdy. Damar menghibur Cindy, mengatakan satu hati nanti, Ferdy akan menyadari cintanya Cindy adalah yang terbaik untuk Ferdy.
Jihan heran karena Damar memutuskan tinggal di vila Cindy dan membantunya merawat Cindy. Jihan juga cemburu sebab Damar sangat perhatian pada Cindy, terutama pada kandungan Cindy. Cindy menyadari hal ini menjadi tertekan dan semakin tertekan karena melihat Ferdy masih mengejar Jihan. Akhirnya Cindy jadi gelap mata dan mencoba bunuh diri, untung Damar cepat mencegahnya.
Sayang ketika Jihan datang, Cindy kesal lalu bergegas pergi tapi kakinya terpeleset cairan racun di lantai. Damar dan Jihan segera membawa Cindy ke rumah sakit.
JIHAN EPISODE 66
Jihan harus mengurus Alif setelah kenatian Cindy. Pak Hartanto tidak menerima kenyataan Cindy telah tiada. Ia mulai geram dan tidak menerima kenyataan. Semua disalahkan termasuk keluarga Wijaya dan Jihan.
Akibatnya ia menarik seluruh dana yang dikucurkan pada perusahaan Wijaya. Wijaya panik. Sementara itu Damar semakin hari semakin gelisah untuk menyatakan kebenaran status Alif, si bayi mungil yang diasuh Jihan.
Damar masih sangsi untuk jujur pada Jihan, terlebih Jihan sering bergumam menyalahkan sang ayah yang menyia-nyiakan Alif. Saat sedang berduka Tasya keponakan Hartanto datang untuk meminta uang pada Hartanto.
Hartanto marah besar apalagi dia sedang berduka. Tasya kaget Cindy sudah meninggal. Kedatangan Aurel dipemakaman Cindy membuat Jihan dan Ferdy kaget. Apalagi ketika tahu kalau Aurel adalah sepupu Cindy.
Aurel belum berubah bahkan niatnya untuk menghancurkan Jihan semakin menggebu. Erland keponakan Hartanto yang lain bahkan berniat jahat untuk menghabisi Hartanto demi mendapatkan harta Hartanto karena dia bangkrut sebab suka berjudi.
Dikira harta beralih ke Aurel dengan mudah ternyata Hartanto sudah mengatur ke pengacara yang berhak mewarisi harta warisan adalah Alif. Aurel kesal karena dia tidak mempunyai akses untuk menguasai harta Hartanto yang bisa membantunya balas dendam.
Mengetahui Alif diasuh Jihan, Aurel berniat merebutnya. Saat Aurel akan merebut Alif dari Jihan ternyata Damar di depan semua orang mengakui Alif adalah darah dagingnya. Jihan dan Ferdi terperangah amat kaget.(Bersambung.....)
JIHAN EPISODE 67
Jihan tidak bisa menerima pengakuan Damar mengenai Alif anak Damar dengan Cindy. Damar memohon-mohon maaf dan juga membujuk Jihan agar mau mengasuh Alif. Tadinya Jihan menolak menerima Alif, tapi karena tangisan Alief hati Jihan luluh.
Ferdi melihat ini kesal menegur Jihan mengatakan untuk apa mengasuh Alif yang jelas-jelas anak Damar yang telah membohongi Jihan. Jihan berpengaruh kembalikan Alif ke Damar lalu pergi.
Ditengah jalan Jihan bertemu Pak Wijaya. Jihan tidak dapat berkata apa pun hanya menangis sedih. Pak Wijaya membujuk Jihan mau kembali tinggal bersamanya tapi Jihan menolaknya. Akhirnya Pak Wijaya membawa Jihan ke rumah Bu Neneng.
Maksud hati mau menenangkan diri tapi ternyata Jihan malah keingatan Alif. Rupanya Alif pun ingat Jihan menangis memanggil Jihan. Damar kelimpungan karena ini telpon Rima bermaksud minta bantuan Rima mengurus Alif.
Tapi ketika Rima mendengar tangisan Alif dan bertanya siapa Alif, Damar matikan telpon menangis pilu mendekap Alif. Damar tidak sanggup mengatakan siapa Alif ke Rima. Pak Wijaya berusaha mencari investor baru tapi nihil, akhirnya memutuskan menjual harta mereka termasuk perhiasan-perhiasan Bu Wijaya.
Bu Wijaya marah bertengkar dengan Pak Wijaya. Pertengkaran semakin menjadi karena Bu Wijaya ngotot minta Pak Wijaya memaksa Jihan menyerahkan warisan Eyang Ratna untuk bantu keuangan mereka.
Pak Wijaya marah besar mengatakan tidak akan pernah mengambil warisan itu. Ferdi datang melerai mengatakan akan mencari investor untuk mengatasi krisis keuangan. Erlan berusaha menculik Alif sayang ketahuan Damar. Mereka kejar-kejaran dan Damar berhasil merebut Alif lagi dari tangan Erlan.
Erlan pulang dengan tangan kosong. Membuat Aurel jengkel, Aurel pun merencanakan menculik kembali Alif. Tapi gagal lagi sebab Jihan keburu datang merebut Alif. Saat melarikan diri dia melihat Ferdi baru dari showroom mobil dengan pegang amplop.
Ferdi berhasil menjual mobilnya untuk membantu keuangan keluarga Wijaya. Aurel pun melihat Damar hendak pulang, akal liciknya jalan.(bersambung....)
JIHAN EPISODE 68
Jihan yang datang kerumah Damar menjadi bingnung dan panik melihat Alif menangis tak mau berhenti. Jihan pun mencoba menghubungi Damar namun sayangnya tak diangkat. Hingga akhirnya Jihan membawa Alif kerumah sakit karena badan Alif panas. Ferdi yang berada di rumah sakit yang tengah menunggui Damar, kelihatan kesal karena telepon dirumah Damar tidak ada yang mengangkat. Jihan yang berusaha menenangkan Aluf tidak menyadari ketika berpapasan dengan Damar yang sedang terbaring diranjang yang didorong oleh suster dirumah sakit.
Erland yang sedang mengamati Ferdi kaget ketika mendengar laporan anak buahnya bahwa Damar belum mati. Kabar inipun membuat Tasya marah. Hal ini membuat Erland kembali menyusun rencana untuk mencelakakan Damar.
Arum yang dipaksa Revo untk bekerja disebuah Club berkenalan dengan Nico yang kemudian menjanjikannya pekerjaan aktris dan meminta Arum untuk keluar dari pekerjaannya sekarang.
Jihan merasa heran karena Damar belum juga pulang. Ia pun mengambil keputusan untuk mengajak Alif pergi ke rumah Ibu Eneng. Pak Wijaya kaget mendengar Jihan membawa bayi Alif , lalu berjanji akan membantu Jihan untuk mencari Damar. Tiba-tiba muncul Ferdi yang menjadi kesal setelah mendengar Pak Wijaya mengetahui keberadaan Jihan.
Damar yang terbaring dikamarnya, kembali mendapat percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Erlan dan anak buahnya. Namun hal itu berhasil didgagalkan oleh para dokter dan paramedis dirumah sakit. Ferdi yang mendengar cerita tersebut dari suster kaget .
Pak Wijaya yang semula marah mendengar Ferdi yang selalu mencari Jihan, kaget ketika ferdi memberi kabar kalau dia tahu dimana keberadaan Damar. Ferdi berjasil menemui Jihan dan memeritahukan kedaan Damar pada Jihan. Kabar tersebut membuat Jihan Kaget.
JIHAN EPISODE 69
Revo yang marah karena merasa dibohongi oleh Arum, menyiksa Arum. Dididi lain Damar yang sudah sadar dari pingsannya, mengamuk ketika ingat kejadiannya yang menimpanya. Hal itu mebuat suster yang merawatnya berusaha menenangkan Damar. Jihan yang datang bersama Ferdi, kaget melihat Damar tak bisa melihat. Jihan terharu menfengar Damar meratapi nasibnya.
Pak Wijaya mendekati Ferdi dan meminta Ferdi menyalahkan dirinya sendiri atas musibah yang menimpa damar. Pak Wijaya menjadi terharu ketika Ferdi memikirkan nasib Damar.
Bu Wijaya marah ketika Pak Wijaya mematahkan semua kartu kreditnya. Tak lama kemudian Tasya muncul dengan menawarkan bantuan pada Bu Wijaya.
Ferdi yang baru tiba dirumah Damar kaget melihat Jihan panik mencari Damar dan Alif. Akhirnya mereka berdua berusaha mencari Damar. Mereka pun akhirnya mendapat informasi bahwa Damar tengah berada di taman bersama bayinya. Tasya yang melihat damar dan bayinya ditaman dalam keadaan buta, tersenyum. kemudian ia mengambil kunci roda dan memukul kepala Damarhingga pingsan. kemudian Tasya mendorong kursi roda Damar kejalan yang menurun. Jihan dan ferdi kaget melihat kursi Roda Damar menggelinding di jalan raya. Ferdi pun mengejarnya dan berhasil meraih kursi Damar. Jihan menjadi khawatir akan keselamatan Alif dan damar hingga Jihan bermaksud untuk merawat Damar dan Alif.
Erlan yang mengintai dari mobil kaget mengetahui Damar masih hidup, kemudian ia pun menelpon Tasya. Disaat Jihan dan Bu Eneng keluar rumah, Erlan kemudian masuk kerumah kemudian mengambil bayi yang tertidur disamping Damar. Belum berhasil mengambil bayi tersebut, Erlan keburu kabur karena melihat mobil Ferdi yang tengah parkir.
Jihan kaget ketika mengetahui Alif tergeletak didapur. ia kemudian mengambil Alif dan menemui Ferdi, Bu Eneng dan damar. kejadia tersebut membuat Damar kecewa. ternyata Jihan tak mampu menjaga Alif. Namun Ferdi berusaha meyakinkan Damar bahwa ia tak menyalahkannya. Damarpun lkahirnya memutuskan untuk pergi secara diam-diam tanpa sepengetahuan Jihan dan Ferdi.
Nico sendiri masih berusaha bernegosiasi dengan Revo untuk membawa Arum. Akhirnya terjadi kesepakatan, Revo memanggil Arum dan marah ketika Arum tidak main sinetron lagi. Tapi untungnya Nico sempat datang dan menghentikan penyiksaan yang dilakukan oleh Revo pada Arum.
JIHAN EPISODE 70
Jihan akhirnya memutuskan menikah dengan Damar. Hal ini membuat Ferdi kelihatan sedih terlebih ketika melihat Jihan menikah dengan Damar dan ketika Damar mengucapkan Ijab Kabul Ferdi keluar dari ruangan.
Tasya melampiaskan kekesalannya di depan Erlan karena Jihan menikah dengan Damar, karena Tasya merasa kalau bayi Alif akan semakin sulit diambil terlebih kini Jihan akan semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk melindungi bayi Alif.
Jihan panik mengetahui bayi Alif panas tiba-tiba kemudian datang Ferdi yang menyarankan membawanya ke dokter, JIhan ragu-ragu karena Jihan dan Damar tidak memiliki biaya untuk membawa Alif ke dokter. Akhirnya Ferdi kemudian memaksa mereka untuk membawa Alif ke dokter. Menghadapi situasi ini membuat Damar menjadi malu akan keadaan dirinya.
Tasya datang bersama Erlan dan anak buahnya kerumah Damar dan kemudian menyeret Bu Eneng keluar rumah dan mengikatnya dibatang pohon serta menyegel pintu rumah Damar. Damar sendiri keluar rumah untuk mencari pekerjaan dan dia tambah kesal ketika dianggap orang - orang sebagai pengemis.
Jihan dan Ferdi yang baru datang dari dokter heran melihat rumah terkunci serta kaget ketika melihat Bu Neneng terikat di pohon lalu Ferdi membebaskannya. Tak lama muncul Damar yang menjadi kaget ketika mendengar rumahnya akan disita.
Nico marah mendengar Arum selalu ingin tahu urusannya lalu dia pun menyuruh anak buahnya menyeret Arum ke kamarnya. Arum menjadi ketakutan mendengar Nico akan mengembalikannya ke Revo jika Arum selalu mencampuri urusannya.
Bu Wijaya marah dan menolak ketika Ferdi meminta izin supaya Damar dan Jihan tinggal dirumahnya, tapi Bu Wijaya tidak bisa berbuat apa - apa karena Pak Wijaya juga mengijinkan Jihan dan Damar untuk tinggal dirumahnya.
Bu Wijaya gembira menyambut kedatangan Tasya kerumahnya dan betapa kagetnya Tasya melihat Jihan tinggal dirumah Wijaya hingga Tasya dan Bu Wijaya pun bersekongkol mempermainkan Jihan kemudian masuk Ferdi yang marah melihat Tasya dan Bu Wijaya memperlakukan Jihan sebagai pembantu.
Jihan menjadi sungkan ketika Ferdi berniat mencari baby sister bagi Alif hingga akhirnya Ferdi pun membawa Bu Eneng untuk membantu Jihan merawat Alif. Bu Wijaya kesal mendengar hal itu tapi Pak Wijaya menyetujui tindakan Ferdi. Tasya sendiri menjadi sering datang ke rumah Bu Wijaya serta menghasutnya untuk mengusir Jihan dari rumah.
Arum bangun dari tidurnya ketika mendengar suara gaduh lalu mengintip lewat jendela dan kaget ketika melihat anak buah Nico menurunkan beberapa pekerja dari mobil boks. Arum juga melihat anak buah Nico sedang mengawasi pekerja sedang membuat tepung.
JIHAN EPISODE 71
Jihan akhirnya memutuskan menikah dengan Damar. Hal ini membuat Ferdi kelihatan sedih terlebih ketika melihat Jihan menikah dengan Damar dan ketika Damar mengucapkan Ijab Kabul Ferdi keluar dari ruangan.
Tasya melampiaskan kekesalannya di depan Erlan karena Jihan menikah dengan Damar, karena Tasya merasa kalau bayi Alif akan semakin sulit diambil terlebih kini Jihan akan semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk melindungi bayi Alif.
Jihan panik mengetahui bayi Alif panas tiba-tiba kemudian datang Ferdi yang menyarankan membawanya ke dokter, JIhan ragu-ragu karena Jihan dan Damar tidak memiliki biaya untuk membawa Alif ke dokter. Akhirnya Ferdi kemudian memaksa mereka untuk membawa Alif ke dokter. Menghadapi situasi ini membuat Damar menjadi malu akan keadaan dirinya.
Tasya datang bersama Erlan dan anak buahnya kerumah Damar dan kemudian menyeret Bu Eneng keluar rumah dan mengikatnya dibatang pohon serta menyegel pintu rumah Damar. Damar sendiri keluar rumah untuk mencari pekerjaan dan dia tambah kesal ketika dianggap orang - orang sebagai pengemis.
Jihan dan Ferdi yang baru datang dari dokter heran melihat rumah terkunci serta kaget ketika melihat Bu Neneng terikat di pohon lalu Ferdi membebaskannya. Tak lama muncul Damar yang menjadi kaget ketika mendengar rumahnya akan disita.
Nico marah mendengar Arum selalu ingin tahu urusannya lalu dia pun menyuruh anak buahnya menyeret Arum ke kamarnya. Arum menjadi ketakutan mendengar Nico akan mengembalikannya ke Revo jika Arum selalu mencampuri urusannya.
Bu Wijaya marah dan menolak ketika Ferdi meminta izin supaya Damar dan Jihan tinggal dirumahnya, tapi Bu Wijaya tidak bisa berbuat apa - apa karena Pak Wijaya juga mengijinkan Jihan dan Damar untuk tinggal dirumahnya.
Bu Wijaya gembira menyambut kedatangan Tasya kerumahnya dan betapa kagetnya Tasya melihat Jihan tinggal dirumah Wijaya hingga Tasya dan Bu Wijaya pun bersekongkol mempermainkan Jihan kemudian masuk Ferdi yang marah melihat Tasya dan Bu Wijaya memperlakukan Jihan sebagai pembantu.
Jihan menjadi sungkan ketika Ferdi berniat mencari baby sister bagi Alif hingga akhirnya Ferdi pun membawa Bu Eneng untuk membantu Jihan merawat Alif. Bu Wijaya kesal mendengar hal itu tapi Pak Wijaya menyetujui tindakan Ferdi. Tasya sendiri menjadi sering datang ke rumah Bu Wijaya serta menghasutnya untuk mengusir Jihan dari rumah.
Arum bangun dari tidurnya ketika mendengar suara gaduh lalu mengintip lewat jendela dan kaget ketika melihat anak buah Nico menurunkan beberapa pekerja dari mobil boks. Arum juga melihat anak buah Nico sedang mengawasi pekerja sedang membuat tepung.
JIHAN EPISODE 72
Damar mengamuk melampiaskan kekesalannya terhadap dirinya sendiri hingga membuat bayi Alif terjatuh, lalu masuk Jihan dan kaget melihat Alif benjol dikepalanya. Jihan berusaha menenangkan Alif yang menangis. Bu Wijaya yang mendengar suara tangis Alif menjadi kesal, lalu keluar kamar dan memarahi Bu Neneng yang kebetulan membantu Jihan menenangkan Alif.
Jihan sendiri berusaha membujuk Damar sambil memberikan minuman tapi Damar melemparkan gelas pemberian itu sehingga gelasnya mengenai wajah Jihan hingga terluka, kemudian masuk Ferdi dan kaget melihat Jihan terluka. Ia pun memarahi Damar serta segera membawa Jihan ke rumah sakit.
Bu Wijaya mengeluh pada Tasya tentang keberadaan Jihan di rumahnya dan Damar tersinggung ketika menguping pembicaraan mereka berdua yang menganggap dirinya dan Jihan adalah beban bagi keluarga Wijaya. Ketika baru turun dari mobilnya serta mendapati Tasya ada dirumahnya, segera saja Pak Wijaya meminta istrinya untuk mengusir Tasya pergi.
Jihan marah mendengar Ferdi menuduh Damar sebagai pecundang hingga tiba-tiba Jihan menarik setir dan meminta Ferdi berhenti dan kembali ke rumah. Kelakuan Jihan ini membuat Ferdi menjadi marah.
JIHAN EPISODE 73
Jihan sedih karena Damar memutuskan untuk menceraikannya dan membawa bayinya Alif. Meskipun keputusan Damar membawa serta bayi Alif ditentang keras oleh Bu Rima.
Sementara Ferdi masih tetap berusaha menghibur Jihan, bahkan sampai meminta sendiri kepada Damar untuk kembali kepada Jihan. Usaha Jihan yang memohon kepada Damar untuk berbaikan kembali juga gagal.
Sampai suatu ketika Erlan berhasil menculik bayi Alif dari tangan Damar. Disaat itulah tersingkap kebenaran tentang asal usul bayi Alif.
JIHAN EPISODE 74
Jihan memohon kepada Erlan untuk tidak membunuh Alif tiba-tiba Damar mengamuk menyerang Erlan sehingga Alif dapat direbut oleh Jihan kemudian datang Satpam yang membuat Erlan dan Tasya kabur.
Setelah kejadian ini Bu Rima mengusir Jihan dari rumah karena mengetahui bahwa Jihan bukan ibu kandung Alif. Dan Bu Rima juga mengatakan pada Damar bahwa ibunya Alif sekarang adalah dirinya bukan Jihan.
Jihan yang baru masuk ke rumah Wijaya dikejutkan ketika Bu Wijaya tiba-tiba melemparkan vas bunga padanya dan menuduhnya memecahkannya lalu kemudian Bu Wijaya menyiksa Jihan yang tangan terluka.
Bu Neneng datang menolong Jihan untuk mencegah perbuatan Bu Wijaya tak lama kemudian Ferdi datang bersama Pak Wijaya yang langsung marah melihat perbuatan Bu Wijaya. Ferdi membawa Jihan ke dalam mobil untuk pergi tapi Bu Wijaya melarangnya.
Jihan yang berjalan sendirian bertemu dengan Tasya yang kemudian memaksanya meminta maaf karena telah merusak rencananya mengambil Alif. Bu Rima sendiri kewalahan menghentikan tangisan Alif hingga Damar kemudian menyuruh untuk memanggil kembali Jihan yang membuat Bu Rima jadi marah.
Jihan yang mencoba datang kembali diusir oleh Bu Rima dengan kemarahannya. Ferdi yang mendengar pembicaraan Jihan dengan Bu Neneng tentang Bu Rima yang melarangnya menggendong. Alif segera menemui Damar tapi Bu Rima sendiri juga menyampaikan pada Ferdi agar Jihan tidak datang menemui Alif.
Bu Rima kaget melihat badan Alif panas kemudian Bu Rima tambah panik melihat hidung Alif berdarah. Jihan yang merasakan firasat yang tidak enak berusaha pergi tapi muncul Bu Wijaya dan Tasya yang melarangnya sebelum meminta izin pada Tasya dan mereka mengurung Jihan di dalam kamar.
Bu Neneng yang mencoba memanggil Ferdi segera dicegah oleh Bu Wijaya. Pintu berhasil dibuka tapi Jihan kaget melihat Bu Neneng terluka kemudian Bu Neneng memintanya untuk segera pergi menemui Alif.
Jihan berhasil menghadang mobil Bu Rima dan ia menjadi kaget mendengar Alif sakit tapi Bu Rima pergi meninggalkannya. Dirumah sakit Damar dan Rima bingung ketika dokter memberitahu bahwa Alif perlu transfusi darah. Jihan yang mendengar kabar itu bersedia mendonorkan hingga membuat Alif kembali sehat.
Nico bersama anak buahnya menangkap dan memukuli Revo. Mendengar suara rintihan Revo membuat Arum kaget dan berusaha keluar kamar hingga akhirnya ia memohon pada Nico untuk supaya tidak menyiksa Revo.
Jihan kini bisa datang untuk merawat Alif meski sering diperlakukan semena - mena oleh Bu Rima. Suatu ketika disaat Jihan sedang mengangkat air panas membuat Alif tidak terjaga dan terjatuh hingga membuat Bu Rima marah.
Bu Neneng kaget melihat Jihan datang dengan tangan terluka karena tersiram air panas tapi Jihan berusaha merahasiakan keadaan ini pada keluarga Bu Wijaya. Ferdi meminta Bu Neneng menceritakan masalah yang dihadapi Jihan. Kemudian Ferdi datang menemui Damar dan marah padanya karena membiarkan Jihan disiksa oleh Bu Rima.
JIHAN EPISODE 75
Jihan lepas dari tabrakan tapi terancam oleh Tasya. Jihan membela diri tapi apes baginya karena Ferdi melihatnya seolah hendak membunuh Tasya. Tasya pun menambahkan bahwa Jihan memang mau membunuhnya padahal sudah ditolongnya. Jihan berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya, tapi Ferdi tidak mau dengar malah menyuruh Jihan kembali ke Damar.
Jihan tidak mau, Ferdi mendesaknya. Tasya pun ikut-ikutan mendesak dengan tujuan mengambil simpatik Ferdi. Bahkan Tasya memakai busana muslim dan jilbab seperti Jihan. Meski Ferdi percaya omongan Tasya, tapi tidak sepenuhnya percaya kalau Tasya sudah berubah baik.
Jihan akhirnya kembali ke rumah Rima. Tiba disana Tasya kaget melihat photo Damar berdua Shinta. Ingatan Tasya dimasa lalu kembali, dimana dia dikhianati Damar yang memilih Shinta. Bahkan Damar tidak mau bertanggung jawab telah menghamilinya.
Tasya semakin kaget melihat Rima karena teringat bagaimana Rima pun mendukung pengkhianatan Damar kepadanya. Tasya pulang dengan kesal bertengkar dengan Erlan. Damar minta maaf ke Jihan berjanji akan membahagiakan Jihan, tapi apa daya kebutaan dan kelumpuhannya tidak mampu melepaskan Jihan dari penindasan Rima.
Jihan berusaha tabah. Bu Neneng yang iba mau membantu meringankan beban Jihan, tapi Jihan tetap bertahan dengan kemampuannya sendiri. Apa kisah selanjutnya di sinetron ini?
JIHAN EPISODE 76
Jihan tidak berhasil menyelamatkan Alif yang jatuh ke jurang. Jihan pulang dengan kesedihan mendalam dan memohon-mohon maaf ke Damar. Rima tidak terima, marah besar dan menyiksa Jihan.
Damar tidak menolong Jihan, dia terpukul Alif meninggal. Rima lalu mengusir Jihan dari rumah dan Damar mendukung yang Rima lakukan ini. Tasya dan Erlan gembira sekali berhasil mendapatkan Alif, tapi ternyata Alif membuat mereka repot.
Alif terus menangis, mengencingin baju Tasya sampai buang hajat. Tasya dan Erlan menjadi kesal sekali.
JIHAN EPISODE 77
Jihan yang kebingungan setelah diusir Rima bertemu dengan Ferdi dan Tasya. Ferdi lalu membawa Jihan ke rumah Pak Wijaya. Tapi sayangnya Bu Wijaya mengusir Jihan karena ternyata Rima sudah datang ke sana untuk menuntut Jihan atas meninggalnya Alif.
Akhirnya Alif ditemukan dan ternyata Rima menyuruh Tasya mengasuhnya. Jihan sedih apalagi Ferdi berniat tunangan dengan Tasya. Operasi donor mata berhasil, Damar kaget melihat Tasya dihadapannya.
JIHAN EPISODE 78
Damar tidak menduga kalau Tasya yang mendonorkan mata untuk kesembuhannya. Perbuatan Tasya ini membuat Ferdi dan Jihan jadi yakin akan kebaikan Tasya. Tapi Damar tetap tidak mau perduli pada Tasya. Ketika Damar telah kembali pulang ke rumahnya menjadi tak menduga kalau Tasya akan menyusulnya dan memohon pada Jihan dan Ibu Rima untuk tinggal bersama mereka.
Ferdi kini menjadi yakin untuk menikahi Tasya tapi Pak Wijaya tak setuju karena tidak percaya dengan Tasya, sedangkan Bu Wijaya tidak peduli karena lebih mementingkan harta Tasya sedangkan Jihan sendiri kini menjadi tambah tertekan sejak kehadiran Tasya dirumah Damar karena Bu Rima lebih memperhatikan Tasya serta selalu menyalahkan Jihan bahkan juga sering bersikap kasar.
Arum mengandung anak Nico, berita ini membuat Nico menjadi senang hingga menyuruh Arum untuk menjaga kandungannya. Revo yang dipasung kaget mendengar kabar kehamilan Arum mengandung anak Nico. Tapi Arum mengalami keguguran ketika Nico mengetahui ia menemui Revo hingga terjadi perkelahian antara Nico dengan Revo hingga membuat Arum terjatuh.
Damar yang merasa tertekan dengan kenyataan bahwa matanya adalah mata Tasya berusaha membutakan matanya kembali tapi dicegah oleh Jihan. Bahkan Jihan juga memberikan semangat pada Damar untuk mencoba melatih kakinya untuk bisa berjalan kembali.
Jihan yang sedang mengantar Tasya berbelanja baju di butik menjadi kebingungan ketika mendapati Tasya telah hilang. Jihan segera mencari keberadaan Tasya menjadi kaget ketika melihat Tasya sedang berbicara dengan Erlan dan yang membuat Jihan bertambah terkejut ketika melihat Tasya ternyata tidak buta.
JIHAN EPISODE 79
Jihan yang mengetahui keadaan Tasya sebenarnya segera mendapat ancaman dari Tasya. Merasa Jihan dapat membahayakan rencananya maka Tasya pun menyusun rencana untuk membuat Jihan terusir dari rumah Damar.
Keadaan Jihan pun makin sering difitnah oleh Tasya hingga membuat Bu Rima percaya kalau Jihan bermaksud jahat pada Tasya. Tapi Jihan sempat mengatakan pada Damar kalau Tasya sebenarnya tidak buta hingga membuat Damar jadi berpikir serta curiga pada Tasya.
Bahkan Jihan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan pada Ferdi tentang keadaan Tasya sebenarnya karena Bu Wijaya yang langsung marah melihat kedatangan Jihan dirumahnya.
Revo yang berhasil kabur dari sekapan Nico beserta Bu Aida dan Sheila berkat bantuan Arum, dan ketika mereka akan pergi dari markas Nico dengan menumpang truk yang akan keluar dari tempat Nico tapi Bu Aida dan Sheila tidak berhasil naik hingga hanya Revo dan Arum yang dapat melarikan diri.
Setelah terbebas Revo menggunakan anak-anak Panti Asuhan untuk mencari uang baginya. Arum yang melihat ini mencoba mengingatkan Revo hingga membuat ia menjadi siksaan Revo.
JIHAN EPISODE 80
Jihan disekap oleh anak buah Tasya didalam gudang rumah Tasya. Mendengar kabar ini membuat Tasya senang hingga tanpa diketahuinya Bu Neneng mendengar pembicaraan Tasya.
Hal ini membuat Tasya mengancamnya untuk tidak mencampuri urusannya. Bahkan Tasya juga mengadu ke Bu Rima kalau Bu Neneng juga mau mencelakai Tasya. Bu Rima yang mendengar ini menjadi marah kepada Bu Neneng.
Jihan tertegun ketika mengetahui kalau sebenarnya yang menculiknya adalah Tasya. Melihat kondisi Jihan tidak berdaya dalam sekapannya membuat Tasya tertawa serta menghina Jihan dan bahkan menyiksanya. Bu Neneng sendiri datang menemui Ferdi agar Ferdi mau mencari dimana Jihan kini berada.
Bu Rima terpesona akan harta serta rumah mewah milik Tasya hingga ketika Tasya menceritakan padanya kalau Tasya dan Damar dulu pernah menjalin hubungan asmara dan hingga kini Tasya masih mencintai Damar membuat Bu Rima berpikiran untuk menjodohkan kembali Tasya dengan Damar.
Mendengar rencana ibunya itu membuat Damar menjadi marah karena ia sama sekali tidak suka dengan Tasya. Ferdi sendiri yang datang ke tempat Tasya sempat mendengar suara Jihan memanggil namanya tapi hal itu tidak sampai menimbulkan kecurigaan berlebihan, karena Tasya berhasil mengalihkan perhatian Ferdi dan mengajaknya pergi keluar rumah.
Damar yang datang untuk berbicara dengan Tasya menjadi salah paham dengan Ferdi karena ulah Tasya yang berpura-pura menangis dan memeluknya di saat Ferdi juga baru datang. Kejadian ini membuat Ferdi marah karena mengira Damar mau mengacaukan kembali kehidupannya terutama hubungan Ferdi dengan Tasya.
Bu Wijaya sendiri datang melabrak Bu Rima serta menuduh keluarga Bu Rima ingin mengacaukan serta menggagalkan pernikahan Ferdi dan Tasya. Hingga diantara mereka berdua terlibat perkelahian yang membuat Alif terjatuh dan terluka.
Bu Neneng dan Damarlah yang akhirnya melerainya. Bu Wijaya sendiri juga mendesak Ferdi untuk segera menikahi Tasya tapi Ferdi menolaknya karena masih ingin berkonsentrasi dengan kondisi Pak Wijaya yang sedang terbaring koma. Karena ingin rencananya menikahkan Damar dengan Tasya dapat terlaksana membuat Bu Rima berencana pindah ke rumah Tasya dengan membawa Alif.
Jihan dalam keadaan disekap sempat berhasil menghubungi Damar tapi belum banyak berbicara tapi sudah ketahuan meskipun begitu Damar sempat mendengar Jihan menyebut nama Tasya. Saat Jihan sedang disiksa oleh Tasya datanglah Ferdi ke rumah Tasya.
JIHAN EPISODE 81
Ferdi hampir saja mengetahui keberadaan Jihan dirumah Tasya. Hal ini membuat Tasya berusaha membawa Ferdi menjauh dari tempat dimana Jihan disekap, dan ketika anak buah Tasya masuk ke ruang penyekapan karena ingin menyuruh Jihan berhenti berteriak sebaliknya justru membuat Jihan berhasil kabur dari rumah Tasya.
Jihan yang lolos dari kejaran dengan kondisi terluka segera teringat dengan keselamatan Alif hingga segera menuju ke tempat Damar sedangkan Tasya setelah Ferdi pergi dari rumahnya segera menyuruh anak buahnya untuk menculik Alif, dan Bu Neneng berhasil melarikan diri membawa Alif pergi ketika kedua anak buah Tasya datang ke rumah Damar.
Ketika menyelamatkan diri Bu Neneng bertemu dengan Jihan dan ia kemudian menyerahkan Alif pada Jihan serta sengaja pergi kearah yang berbeda untuk mengelabuhi anak buah Tasya.
Jihan yang berlari dengan membawa Alif menjadi kelelahan hingga ia meminta - minta makan ke warung tapi tidak ada yang perduli dan demi untuk bisa memberikan Alif cukup makan maka Jihan rela bekerja apa saja meskipun ia masih dalam kondisi terluka.
Ketika Jihan beristirahat dengan Alif hingga tertidur dan tanpa disadarinya seseorang mendekatinya dan hampir membawa Alif pergi. Tapi usaha orang tersebut gagal karena diketahui oleh orang disekitar tempat Jihan beristirahat.
Bu Neneng yang kembali ke rumah Damar dan menceritakan kejadian yang dialaminya tidak dipercaya oleh Bu Rima. Bahkan ia dicurigai sengaja melakukan hal tersebut, dan ketika Damar bersama Bu Neneng akan pergi mencari keberadaan Alif bersama Jihan mendapat kehalangan dari Bu Rima.
Damar yang sempat bersikeras untuk keluar rumah akhirnya dapat ditenangkan oleh Tasya yang menggunakan alasan kalau Alif bersama Jihan dan mereka pasti akan kembali ke rumah Damar, sedangkan Tasya sendiri telah memerintahkan pada anak buahnya untuk melenyapkan Jihan dan Alif ketika mereka terlihat.
Jihan dan Alif tanpa diduga berhasil ditemukan oleh Erlan dan ditawan di suatu tempat dan Jihan terpaksa ikut perintah Erlan karena ia berhasil menguasai Alif. Tapi Jihan sempat berhasil membawa Alif kabur dan ketika akan naik bis untuk pergi Jihan mendadak merasakan sakit di jantungnya.
Sehingga Erlan berhasil menyusul kembali serta membawa Alif pergi dan meninggalkan Jihan tergeletak merasakan sakitnya. Erlan kemudian menghubungi Tasya dan menceritakan bahwa ia telah berhasil menguasai Alif sehingga Erlan merasa dialah yang lebih berhak untuk mendapat hak atas harta warisan.
JIHAN EPISODE 82
Damar menjadi marah ketika mengetahui Tasya berpura - pura buta dan membuat Jihan menderita. Jihan mencoba mencegah tindakan Damar yang mencoba membalas tindakan Tasya. Kemudian Ferdi yang datang melihat kejadian ini menjadi marah pada Damar karena Damar terlihat berusaha memukul Tasya dengan tongkatnya.
Ferdi membawa Tasya ke rumahnya dan percaya akan cerita Tasya kalau Damar dan Jihan telah berbuat jahat padanya. Tasya sendiri menyuruh anak buahnya untuk mencari Erlan serta Alif. Kini Damar berusaha membantu Jihan untuk membongkar kejahatan Tasya dan mereka berusaha menemui Pak Wijaya dirumah sakit.
Tapi disana mereka bertemu dengan Ferdi, Bu Wijaya serta Tasya. Sekali lagi Damar dan Jihan berusaha mengingatkan pada Ferdi untuk berhati - hati pada Tasya hingga menimbulkan ketegangan diantara Damar dan Ferdi.
Erlan kini mau merawat Alif agar bisa menguasai harta warisan tapi anak buah Tasya berhasil menemukannya, dan ketika mereka bertindak mengambil Alif ternyata diketahui oleh Erlan sehingga mereka dengan mudahnya dikelabui balik. Tasya yang mendengar kegagalan anak buahnya menjadi marah.
Tasya juga bermaksud membunuh Pak Wijaya yang sedang terbaring di rumah sakit tapi usahanya ini gagal dengan datangnya Ferdi. Hingga Tasya mesti mencari alasan kedatangannya ke tempat Pak Wijaya agar Ferdi percaya. Bu Wijaya dan Ferdi meminta Tasya untuk mengerti dengan sikap Pak Wijaya yang tidak bersahabat padanya.
Jihan yang ingin menengok ayahnya dilarang oleh Bu Rima tapi Damar membelanya. Hingga akhirnya mereka berdua secara diam - diam pergi ke rumah sakit dan sesampainya disana Damar dan Jihan mendapati Tasya sedang berusaha melakukan kembali perbuatannya untuk membunuh Pak Wijaya dengan menyuntikan suatu cairan pada tubuhnya.
Hingga akhirnya Damar kembali menampar Tasya. Tanpa diduga Tasya langsung berlutut dikaki Damar. Melihat kelakuan Tasya membuat Damar bingung tapi tiba - tiba Ferdi telah muncul dibelakang Damar dan memukulnya.
Jihan dan Damar yang sedang mengendarai mobil bertemu dengan Tasya yang sedang membeli racun. Hal ini membuat Jihan khawatir dengan keselamatan papanya hingga akhirnya Jihan dan Damar menemui Ferdi agar mau mengawasi Pak Wijaya selalu.
Ferdi jadi marah karena Jihan dan Damar masih saja mencurigai Tasya. Tapi akhirnya mereka bersepakat untuk membuktikan cerita Jihan dan Damar dengan memaksa Tasya untuk mengakhiri sandiwara kebutaannya.
Maka Damar dengan membawa pisau mengancam Tasya agar ia takut dan membuka kedoknya. Perbuatan Damar ini sampai membuat pipi Tasya terluka.
JIHAN EPISODE 83
Tasya menangis tersedu-sedu sambil memegangi pipinya yang tergores pisau. Kejadian ini membuat Bu Wijaya marah dan menampar Jihan serta menuduh Jihan telah mempengaruhi Damar. Kejadian ini juga membuat Ferdi dan Damar kembali berkelahi Jihan juga diusir dari rumah oleh Bu Rima.
Tasya tiba-tiba saja didatang oleh Pak Wijaya yang sudah sembuh serta mengancam akan membalas perbuatan Tasya yang telah membuat Jihan menderita. Melihat ini Tasya menjadi ketakutan tapi menjadi heran ketika Bu Wijaya mengantarnya menemui Pak Wijaya yang masih terbaring karena stroke.
Jihan datang ke rumah Pak Wijaya untuk menjenguk papanya tapi Bu Wijaya melarangnya serta mengusir Jihan pergi. Damar yang akan mencari Jihan dihalangi untuk keluar rumah oleh Bu Rima tapi Damar tidak peduli lagi.
Tasya marah - marah di depan Pak Wijaya yang sedang terbaring di tempat tidur dan ketika ia berbuat kasar pada Pak Wijaya. Datanglah Jihan yang juga kaget melihat Tasya hingga diantara mereka berdua terlibat pertengkaran tapi ketika Pak Wijaya akan bangun membantu tapi mendadak melihat Damar muncul.
Akhirnya Damar memukul keras pinggang Tasya hingga terjatuh. Ferdi yang mendengar keributan dikamar Pak Wijaya segera datang. Disana Ferdi langsung mendapati Tasya yang pura-pura terjatuh dan menuduh Damar dan Jihan ingin membunuh Pak Wijaya.
Mendengar itu membuat Damar tambah marah pada Tasya tapi dicegah oleh Jihan. Kemudian Ferdi mengusir mereka pergi dari rumahnya. Jihan kembali ke rumah Damar meskipun Bu Rima masih memarahinya dan Bu Rima juga melarang Damar untuk tidak terlibat dengan urusan keluarga Jihan.
Akhirnya Jihan dan Damar pergi lagi dari rumah. Mereka berdua pun menemui Bu Wijaya serta menceritakan tentang Tasya yang bermaksud membunuh Pak Wijaya. Penjelasan Jihan membuat Bu Wijaya tambah marah padanya.
Jihan dan Damar yang baru turun dari taksi diserang oleh Tasya dengan pisau. Kejadian yang mendadak ini membuat Jihan tersudut dan ketika Tasya yang akan menusuk Jihan berhasil dicegah oleh Ferdi.
Kekagetan akan kemunculan Ferdi yang tiba-tiba membuat Tasya bereaksi dengan memanggil nama Ferdi hingga membuat penyamarannya menjadi ketahuan. Melihat kenyataan bahwa Tasya selama ini telah berpura - pura buta juga membuat Bu Wijaya jadi kaget. Ditengah keadaan tersebut muncul juga Erlan yang membawa Alif.
JIHAN EPISODE 84
Tasya sangat geram kerena ternyata Erlan sudah menguasai Alif dan harta milik keluarga Damar. Lain lagi dengan Rima, dia menyalahkan Jihan atas apa yang Erlan lakukan. Damar tidak terima dan marah ke Erlan, berusaha memukul Erlan tapi karena dia masih bergantung pada Kruk, langkahnya menjadi tidak lincah.
Damar justru kena dipukuli anak buah Erlan. Ferdi segera menolong Damar, berkelahi dengan anak buah Erlan. Suasana jadi kacau dan dimanfaatkan Tasya untuk kabur. Ferdi geram bukan main melihat Tasya kabur. Akhirnya perkelahian terhenti karena Jihan terkena pukulan.
Salah satu anak buah Erlan, saat Jihan hendak menyelamatkan Damar dari tusukan pisau anak buah Erlan yang lain. Erlan lalu mengusir Jihan, Damar, Ferdi Rima, Bu Wijaya dan Bu Neneng. Ferdi akhirnya membawa mereka semua ke rumah Pak Wijaya.
Bu Wijaya tidak setuju, pasalnya dia malu hati ketahuan mengagungkan Tasya yang jahat. Lain lagi dengan Rima, dia kesal harus tinggal dirumah Pak Wijaya terus menyalahkan Jihan. Tapi Bu Wijaya dan Rima tidak ada pilihan, sebab takdir menentukan mereka harus tinggal dirumah Pak Wijaya.
Tiba dirumah itu, Jihan sangat gembira melihat Pak Wijaya sudah sembuh. Begitu juga dengan Ferdi dan Damar, gembira atas kesembuhan Pak Wijaya. Pak Wijya lalu menyindir Bu Wijaya karena telah salah mengagungkan Tasya. Bu Wijaya naik pitam, memaki dan memukul Jihan dibelakang Pak Wijaya.
Damar membela Jihan, kena amarah Bu Wijaya. Rima tetap saja membenci Jihan, pasalnya karena rumah dan Alif dikuasai Erlan. Rima mencaci maki dan memukuli Jihan. Untung Damar melindungi Jihan sehingga membuat Jihan terharu. Tasya sangat apes, sebab ternyata rumah Hartanto disegel Erlan.
Dia bertekad balas dendam ke Erlan. Semakin apes karena baru mau pergi dari rumah Hartanto, Ferdi muncul. Tasya segera lari kabur. Ferdi mengejarnya, tapi Tasya berhasil lolos. Ferdio kesal bukan main.
Jihan sangat sedih Alif ditangan Erlan, memohon kepada Allah agar Alif dilindungi dari bahaya. Damar lalu menghibur Jihan berjanji akan mencari Alif bersama Jihan.
JIHAN EPISODE 85
Erlan menjadi kebingungan ketika mendapati Alif tidak ada di tempatnya hingga ia menjadi marah dan mengira Tasya lah yang telah mengambilnya. Alif sendiri kini berada di Panti Asuhan karena sengaja dititipkan oleh Bu Rima setelah ia memukul Jihan ketika sedang membawa Alif hingga pingsan.
Erlan datang menemui Tasya dan memaksanya untuk menyerahkan Alif tapi Tasya berhasil lolos dari tangan Erlan dan ketika mengetahui bahwa Alif tidak ada lagi bersama Erlan membuat Tasya menduga jika Alif berada ditangan Jihan.
Jihan datang menemui Damar dan mengatakan tentang hilangnya Alif, kini Jihan berusaha mencari tahu siapa yang telah mengambil Alif dengan meminta bantuan Pak Wijaya dan Ferdi, sedangkan Pak Wijaya menjadi kaget ketika mendapati Bu Wijaya mengalami ketakutan tanpa sebab.
Dan ketika dokter memeriksa kondisi Bu Wijaya dinyatakan mengalami depresi hingga menjadi gangguan jiwa. Damar sendiri diperiksa oleh Bu Rima untuk meninggalkan Jihan dan pergi bersama Bu Rima dan Alif ke tempat yang baru.
Damar pun dengan berat hati pergi bersama Bu Rima demi mendapatkan kembali Alif yang hanya diketahui oleh Bu Rima dimana keberadaannya. Tapi Panti Asuhan tempat Alif berada ternyata telah menyerahkan Alif kepada orang lain untuk di adopsi.
Mendengar kenyataan ini membuat Damar marah pada ibunya dan kembali pada Jihan. Tasya sendiri menculik Jihan dan memaksanya untuk memberitahu dimana keberadaan Alif. Keadaan ini membuat Jihan berbohong dan mengarahkannya ke villa Pak Wijaya tapi dalam perjalanan Jihan berhasil kabur.
Kejadian yang baru saja dialaminya membuat Jihan mengira jika Alif berada ditangan Tasya hingga ia meminta Ferdi untuk menolongnya. Kemudian Jihan bersama Ferdi dan Pak Wijaya segera menuju ke rumah Tasya.
Kedatangan mereka diketahui Tasya hingga ia mengancam Jihan, Ferdi dan Pak Wijaya dengan pistolnya. Dan disaat yang bersamaan muncul Erlan dengan pistol ditangan hingga membuat suasana menjadi makin tegang.
Kehadirang Erlan membuat Tasya menembaknya dan lari, sedangkan Jihan, Pak Wijaya serta Ferdi selamat. Erlan jatuh terkapar dan terluka karena tembakan tapi ketika ia sedang diangkut di ambulance berhasil bangun kemudian melompat keluar.
Ketika Jihan dan Ferdi serta Pak Wijaya pulang dengan mobilnya dan berhenti diperempatan lalu lintas Jihan menjadi kaget karena melihat Alif disana bersama seseorang.
JIHAN EPISODE 86
Jihan kaget mengetahui Alif digendong oleh seorang pengemis di perempatan jalan. Dan kemudian Jihan, Ferdi, serta Pak Wijaya mengejar si pengemis itu dan berhasil merebut Alif kembali. Kemudian Jihan membawa Alif kembali ke rumah.
Damar senang mengetahui anaknya Alif teleh ditemukan. Bu Rima yang mengetahui kejadian ini menjadi bertambah geram karena mengira Jihan akan memisahkan dirinya dengan Damar.
Erlan yang terluka mendatangi rumah Pak Wijaya dan bersembunyi di gudang rumah. Dan Erlan kemudian menghubungi Tasya dan menerornya, keadaan ini membuat Tasya menjadi ketakutan dan gelisah hingga membuat ia memikirkan cara untuk menghadapi Erlan.
Damar yang sedang berjalan di pagi hari dengan kruknya tiba-tiba diculik oleh dua orang dan dibawa pergi dari rumahnya tanpa ada orang rumah yang tahu. Sedangkan Erlan yang sedang bersembunyi di gudang hampir saja berhasil merebut Alif yang sedang bermain dengan Bu Neneng tapi gagal karena Bu Wijaya yang tiba-tiba mengamuk di dekat tempat Alif dan Bu Neneng berada.
Pak Wijaya sendiri merencanakan untuk membawa Bu Wijaya ke rumah sakit jiwa meskipun Ferdi sempat memintanya untuk mempertimbangkan kembali keputusannya, tapi Pak Wijaya akhirnya tetap memutuskan membawa istrinya ke rumah sakit jiwa. Disanalah kini Bu Wijaya dirawat.
Jihan mengadu pada Bu Neneng bahwa Damar belum pulang lalu masuk Tarjo memanggil Jihan. Dan maksud Tarjo memanggil ternyata menunjukkan noda darah di lantai gudang. Hal ini membuat Jihan pingsan dan menjadi khawatir akan keadaan Damar.
Kabar tentang kematian Erlan membuat Bu Rima memberanikan diri untuk kembali menempati rumahnya, tapi tidak disangka kehadirannya disana justru bertemu dengan Erlan yang kemudian memaksanya untuk membawa Alif kepada Erlan untuk ditukarkan dengan diri Damar yang ternyata telah ditahan oleh anak buah Erlan.
Ferdi bersama Pak Wijaya berusaha menenangkan Jihan yang berniat mencari Damar karena khawatir dengan penemuan darah di gudang rumah. Dan Jihan pun bisa menerimanya penjelasan papanya serta Ferdi. Jihan yang sedih dan gundah masih menyempatkan mengasuh Alif tapi tiba-tiba saja Bu Rima datang dan mencoba merebut Alif dari tangan Jihan tapi untungnya datang Ferdi yang berhasil mencegah tindakan Bu Rima. Kemudian Ferdi dan Jihan kaget mendengar laporan Bu Rima bahwa Erlan akan membunuh Damar jika tidak dituruti perintahnya.
Bu Rima akhirnya datang menemui Erlan dengan membawa Alif untuk bisa membebaskan Damar. Tapi dari kejauhan Jihan dan Ferdi mengintai keadaan tersebut, Dalam satu kesempatan anak buah berhasil melumpuhkan Bu Rima hingga pingsan. Tapi tak lama datang Tasya yang berhasil merebut Alif dari tangan Erlan.
JIHAN EPISODE 87
Tasya yang membawa Alif mengancam akan membanting Alif di depan Jihan, Damar serta Ferdi. Tapi tindakan Tasya akan dicegah oleh Ferdi hingga justru membuat Alif terlempar ke udara dan akan jatuh ke bawah. Dan disaat itulah Damar dapat segera berlari menangkap Alif sekaligus membuatnya bisa berjalan normal kembali. Tasya sendiri kabur bersama Erlan meninggalkan tempat tersebut.
Jihan merasa bahagia melihat Damar bisa berjalan kembali. Dan keadaan ini membuat Jihan serta Damar mulai bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup berumah tangga bersama Alif. Melihat Damar terlihat berbahagia membuat Bu Rima berpikir kembali akan perlakuannya yang jahat selama ini pada Jihan. Hingga akhirnya Bu Rima mencoba bersikap baik pada Jihan. Perubahan ini juga membuat Jihan tambah merasakan kebahagiaan.
Ferdi sendiri kelihatan sedih memikirkan Bu Wijaya yang hingga kini masih dirawat di rumah sakit. Keadaan ini membuat Damar berusaha menghibur Ferdi serta memberikan semangat. Damar sendiri meskipun kehidupan kini bersama Jihan sudah merasakan kebahagiaan kembali ternyata menyimpan kekhawatiran karena dihantui dengan mimpi buruk tentang nasib yang akan menimpanya karena perbuatan Tasya dan Erlan. Pikiran tersebut membuat Damar meminta Ferdi menjaga Jihan kalau dirinya mati. Jihan yang mendengar dengan tidak sengaja menjadi tersinggung serta meminta Damar untuk tidak berpikiran buruk seperti itu.
Tasya mengancam Erlan dengan pistol ditangan agar menuruti kehendaknya untuk kembali melaksanakan niatnya merebut Alif. Keadaan ini membuat Erlan hanya bisa menuruti perintah Tasya meskipun dengan perasaan tidak suka.
Bu Wijaya sendiri menjadi kesal ketika mengetahui dirinya sekamar dengan orang gila hingga ia berteriak pada dokter untuk membebaskannya. Pak Wijaya yang datang ke rumah sakit mendapatkan penjelasan oleh dokter bahwa Bu Wijaya belum bisa pulang sehingga hanya bisa mencoba menenangkan istrinya. Hal ini membuat Bu Wijaya mengamuk terlebih mendengar Pak Wijaya menolaknya membawa pulang.
Ketika Bu Wijaya mencoba lari dari rumah sakit dan dengan keadaan yang terdesak membuatnya melukai Pak Wijaya hingga pingsan terkena lemparan pot. Jihan dan Damar datang menjenguk dan berusaha menghibur Pak Wijaya yang sedang terbaring.
Ferdi jadi tambah sedih dan kelihatan frustasi mengingat kondisi Bu Wijaya hingga membuat Damar menghibur serta mengajak Ferdi ke rumahnya. Ferdi sendiri tampak terhibur bisa bermain dengan Alif. Dan Jihan melihat keadaan ini juga menjadi tambah senang.
Tapi tak disangka disaat seperti itu Tasya dan Erlan datang mendobrak masuk ke rumah menodongkan pistol ke arah mereka serta bermaksud mengambil Alif. Kejadian ini membuat Ferdi mencoba mencegah tindakan Tasya tapi mengalami luka tertembak di kakinya. Jihan menjadi histeris melihat keadaan Ferdi dan coba menolongnya. Melihat ini Tasya kesal dan hendak menembak Jihan ditambah terhasut oleh omongan Erlan membuat pistol di tangan Tasya meletus. Jihan kaget mendengar tembakan itu dan tambah terkejut ketika melihat Damar roboh terluka tembak di dada karena mencoba menyelamatkan Jihan. Keadaan ini membuat Tasya dan Erlan langsung mengambil Alif dan kabur.
JIHAN EPISODE 88
Kematian Damar membuat Bu Rima terpukul dan menyalahkan Jihan atas kejadian yang menimpa Damar. Bu Rima bahkan mengusir Jihan dari rumahnya dan tidak memperbolehkannya mengikuti pemakanam Damar.
Ferdi yang berusaha menenangkan diri Jihan juga menghadapi permasalahan dengan rumah sakit karena ia diharuskan membayar biaya perawatan Pak Wijaya dan jika tidak maka Pak Wijaya tidak akan dirawat.
Keadaan ini membuat Ferdi berpikir untuk menjual rumahnya. Ternyata surat rumah sudah tidak ada karena Bu Wijaya telah menggadaikannya ke Tasya. Akhirnya Ferdi membawa Pak Wijaya kembali ke rumah meskipun kondisi Pak Wijaya sendiri masih lemah.
Bu Rima datang ke rumah Pak Wijaya dengan membawa polisi untuk memaksa Jihan menceritakan kejadian yang menyebabkan Damar mati. Kondisi yang masih trauma akan kejadian itu membuat Jihan tidak dapat memenuhi permintaan Bu Rima.
Ferdi yang merasa bersedih akan keadaan Jihan membuatnya mendatangi rumah Tasya untuk mencari keberadaan Alif tapi Tasya dan Erlan mengetahui kedatangan Ferdi segera pergi dengan membawa Alif.
Jihan menjadi marah ketika melihat kedatangan Tasya ke rumah Pak Wijaya, dan Ferdi yang baru datang ke rumah menjadi marah mendengar Tasya mengusirnya kemudian Ferdi mengalah karena Tasya mengancam akan menjatuhkan Pak Wijaya dari atas balkon.
Keadaan ini membuat Jihan, Ferdi serta Pak Wijaya tersandera dirumahnya sendiri oleh Tasya bersama anak buahnya. Tasya sendiri sengaja memperlakukan Jihan seperti budak. Ferdi yang melihat ini menjadi geram tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena Jihan melakukan ini untuk memperoleh kesempatan mendapatkan Alif kembali.
Tasya kesal melihat Erlan datang tiba-tiba ke rumah dengan membawa Alif lalu Tasya menjadi makin marah karena Erlan melawannya hingga membuat Tasya menembak Erlan yang sedang menggendong Alif. Keadaan ini diketahui Jihan dan segera mengambil Alif yang juga bersimbah darah dari gendongan Erlan.
JIHAN EPISODE 89
Jihan dengan memeluk tubuh Alif yang bersimbah darah dan menangis memberitahu Ferdi bahwa Alif dibunuh Tasya. Ferdi mencoba melihat keadaan Alif tersenyum ketika mengetahui jika Alif ternyata masih hidup.
Kemudian Ferdi, Jihan dan Pak Wijaya menyusun rencana dengan membuat Alif memang benar sudah meninggal. Tasya sendiri hanya bisa menangis memeluk Erlan dan menyesal telah membunuhnya.
Kematian Alif secara tidak langsung membuat harta warisan Hartanto akan diserahkan ke Panti Asuhan oleh pengacaranya Pak Rusli. Hal ini membuat Tasya mengamuk dengam memukuli Ferdi dan lainnya yang sedang berkumpul dirumah dengan tongkat.
Dan mereka tertegun tiba-tiba muncul anak buah Tasya menghadang serta akhirnya menangkap Ferdi, Jihan, Pak Wijaya dan Pak Rusli didalam rumah. Kejadian ini dilihat Bu Neneng yang sengaja bersembunyi disalah satu ruangan dirumah bersama Alif.
Anak buah Tasya dengan sengaja merusak meteran listrik serta telepon hingga membuat Ferdi, Jihan serta lainnya terputus hubungan dengan dunia luar. Bahkan kamar Jihan sempat dilempar api hingga terbakar tapi beruntung dapat di padamkan.
Dalam kondisi tersebut tiba-tiba muncul Bu Wijaya dirumahnya dan secara tidak sengaja juga langsung menemukan keberadaan Alif beserta Bu Neneng. Hal ini membuat Bu Neneng menjadi kaget.
Ferdi, Jihan, Pak Wijaya serta Pak Rusli mencoba kabur tapi ketahuan hingga membuat Tasya kembali menyiksanya dengan menceburkan mereka dikolam renang. Tiba-tiba mereka yang berada di kolam renang mendengar suara tangisan Alif hingga membuat Tasya terbelalak kaget mengenali suara tangisan itu sekaligus juga membuat Ferdi dan Jihan menjadi tambah resah.
JIHAN EPISODE 90
Tasya tidak jadi membunuh Jihan, Ferdy, Pak Wijaya serta Pak Rusli dikarenakan Tasya mendengar suara tangisan bayi Alif. Lalu Tasya beranjak untuk pergi mencari suara asal tangis bayi dan mengancam Jihan untuk menunjukkan keberadaan Alif sebenarnya.
Tasya kaget ketika kuburan Alif dibuka ternyata hanya sebuah boneka hingga membuat Tasya marah dan menyiksa Pak Wijaya disebuah tiang dan mengancam kepada Jihan untuk menunjukkan tempat Alif berada Alif.
Tasya sendiri mendapatkan teror dirumah oleh seseorang sosok misterius hingga menjadi ketakutan dan shock. Sedangkan Arum sendiri sangat tidak nyaman berada didalam rumah keluarga Nico karena Arum memiliki trauma ketika ia menjadi isteri Nico karena sering diperlakukan kasar dan pada waktu yang sama Bu Wijaya.
Tiba - tiba sadar bahwa dia selalu berbuat jahat kepada Jihan dan saat Bu Wijaya ingin membantu melepaskan Jihan dari cengkraman Tasya, tapi ketika Bu Wijaya ingin melepaskan Jihan tiba-tiba Tasya datang dan mengarahkan sebuah pisau ke arah Jihan. Melihat keadaan itu membuat Bu Wijaya menghalanginya sehingga pisau itu mengenainya.
JIHAN EPISODE 91
Bu Wijaya tertusuk pisau sehingga ia ambruk dan tersungkur membuat Jihan serta Pak Wijaya yang melihat kaget dan shock. Peristiwa ini membuat Bu Wijaya meninggal dalam pelukan Pak Wijaya.
Saat itu juga Ferdi yang melihat Tasya berusaha melarikan diri hingga ia pun mengerjarnya dan berusaha menembakan sebuah peluru yang kemudian mengenai kaki Tasya dan Tasya tetap terus berlari dan berhasil menghilang.
Pak Wijaya yang melihat isterinya meninggal dalam pangkuannya membuat ia pingsan tak sadarkan diri. Beberapa anak kemudian polisi datang mengejar Tasya dikarenakan kejahatan yang telah dilakukannya telah terbongkar.
Dalam pelariannyaTasya tertembak dan mati oleh polisi yang mengejarnya. Pak Wijaya tersadarkan dirinya ketika ia sudah berada dirumah sakit dan ia mengusulkan kepada Ferdi dan Jihan untuk segera menikah karena Pak Wijaya tahu kalau mereka berdua masih saling mencintai.
Dan hari pernikahannya pun dilakukan secepatnya karena Pak Wijaya takut kalau waktu yang ia miliki tidak banyak dan sebelum mati ia ingin anaknya Jihan menikah dengan lelaki yang dicintainya selama ini yaitu Ferdi.
Terima kasih kepada pangeran229 & indosiar
0 comments:
Post a Comment